Toyota C-HR Hybrid Tak Diproduksi LokalPT Toyota-Astra Motor (TAM) resmi meluncurkan C-HR hybrid di Jakarta, Senin (22/4). (Foto: CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP)

CATATANJURNALIS.COM – PT Toyota Astra Motor (TAM) resmi meluncurkan C-HR hybrid untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam mengembangkan industri kendaraan ramah lingkungan. Indonesia dipastikan tak kebagian jatah memproduksi mobil dua jantung penggerak itu.

Di ASEAN, negara Thailand menjadi basis produksi C-HR hybrid. Alasan ini mengapa proses produksi C-HR hybrid hampir dipastikan tidak akan dilakukan di Indonesia untuk beberapa tahun ke depan. Selaras dengan kondisi itu Indonesia cuma mengimpor C-HR hybrid.

Menurut Direktur Pemasaran (TAM) Anton Jimmi Suwandy meski optimistis terhadap penjualan C-HR hibrida, Toyota akan mencari model lain untuk diproduksi lokal.

“Tapi kalau di Indonesia mungkin ada yang lebih cocok seperti mobil tujuh penumpang,” kata Anton di Jakarta, Senin (22/4).

C-HR hybrid menjadi model baru dalam jajaran line up Toyota Indonesia. Mobil tersebut juga sekaligus menjadi hybrid ‘murah’ Toyota dengan harga Rp500 jutaan, atau di bawah Camry dan Alphard hybrid yang lebih dahulu dijajakan di Tanah Air.

Memproduksi lokal C-HR hibrida di Indonesia dilakukan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang hingga kini belum juga memberi sinyal perihal merakit mobil tersebut di pabrik Karawang, Jawa Barat.

Sejauh ini pabrik TMMIN di Karawang cuma memproduksi Fortuner, Innova, Vios dan Yaris bermesin konvensional.

“Berarti dengan begitu akan ada produksi (C-HR di Thailand) untuk beberapa tahun ke depan,” ucap Anton.

Ia juga mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan resmi pemerintah untuk regulasi. Anton menjelaskan butuh waktu sedikitnya tiga sampai empat tahun untuk menyiapkan line produksi setelah regulasi terbit.

“Ya kami harapkan pada tiga sampai empat tahun itu juga bisa diskusi juga line up mana yang cocok untuk Indonesia,” ujar Anton.

Sejauh ini Toyota Indonesia sedang mempertimbangkan memproduksi mobil hybrid dan murni listrik yang akan diproduksi lokal seperti yang direncanakan pemerintah.

“Jadi cukup banyak home work. Dan tidak hanya kami di TAM, tapi juga TMMIN di sektor produksi, kami semua memikirkan bagaimana Indonesia bisa introduce model hybrid dan elektrifikasi,” tutup Anton.

Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *